Rahmat Terancam Tidak Boleh MainSebelum Bayar Denda Rp 50 JutaLATIHAN, Stopper PSM Makassar, Rahmat Latif, saat mengikuti latihan di Lapangan Karebosi, Makassar beberapa waktu lalu. Kasus Rahmat terkaitdengan sanksi dari Komdis PSSI belum diselesaikan oleh manajemen PSM.
Makassar, Tribun - Masalah serius menimpa stopper muda PSM Makassar, Rahmat latif. Pemain jangkung ini terancam tidak boleh main di pertandingan resmi Indonesia Super League (ISL) sebelum menyelesaikan kasusnya dengan Komisi Disiplin (komdis) PSSI.
Tidak tanggung-tanggung, komdis mengirim langsung surat larangan bermain untuk Rahmat tersebut kepada manajemen PSM, Jumat (16/1) kemarin."Dalam surat itu disebutkan larangan bermain sebanyak tiga kali yang sudah dijalani dua kali masih berlaku untuk Rahmat," kata salah seorang manajemen PSM yang minta namanya dirahasiakan.
Menurut sumber tersebut, Rahmat dipastikan tidak boleh main untuk laga perdana PSM di putaran kedua menghadapi Persijap Jepara (3/2) nanti. Larangan bermain tersebut bisa berlanjut untuk pertandingan selenjutnya jika denda Rp 50 juta tidak dibayar PSM ke PSSI.
"Denda Rp juta itu tetap harus dibayar jika Rahmat ingin dimainkan. Tidak ada batas waktu kapan denda itu harus dibayar. Komdis tidak memberikan toleransi soal angka denda karena tidak ada banding dari PSM," ujar sumber tersebut.
Rahmat mendapat sanksi berat dari komdis atas kasus pelanggaran keras yang dilakukannya terhadap pemain PSIS Semarang di putaran pertama lalu. Rahmat juga tidak mendapat keringanan sanksi meskipun dia berlabel pemain Timnas Indonesia seperti yang terjadi pada striker Persik Kediri, Budi Sudarsono.
Asisten Manajer PSM Bidang Hukum, Faisal Abdullah, enggan berkomentar banyak soal kasus Rahmat ini. Menurutnya, tidak ada solusi lain untuk menyelamatkan Rahmat kecuali diselesaikan dengan pembayaran denda itu. Namun langkah ini dianggap sulit mengingat kondisi keuangan PSM sedang seret.
"Kita sama-sama tahu dengan kondisi keuangan PSM. Masalah ini memang sulit dipecahkan dalam kondisi keuangan yang sedang krisis. langkah hukum untuk banding sebenarnya bisa dilakukan tapi itu butuh biaya," ujar Faisal.
Beberapa waktu lalu saat kasus ini baru muncul, Faisal sempat merencanakan langkah banding ke komdis untuk meringankan sanksi Rahmat. Namun rencana itu tak kesampaian setelah PSM mengalami kesulitan untuk membayar biaya banding tersebut.
===================================================================================
Manajemen Merasa Kehilangan Belum selesai satu masalah yang sedang menimpa Rahmat Latif, manajemen
PSM sudah dibingungkan dengan rencana Badan Tim Nasional (BTN)
Indonesia yang akan mengambil dua pemain PSM, Rahmat Latif dan
Djayusman Triasdi.
"Jujur saja kami merasa kehilangan dua pemain itu jika PSSI mau
mengambil mereka untuk waktu yang lama. Kami melihat kondisi lini
belakang yang ada sekarang sangat membutuhkan Rahmat dan Djayusman,"
kata Pembantu Umum PSM, Hendra Sirajuddin.
Rahmat dan Djayusman diproyeksikan PSSI masuk dalam daftar pemain yang
akan diikutkan ke Uruguay untuk mengikuti pemusatan latihan selama
sembilan bulan. Mereka disiapkan untuk agenda SEA Games akhir tahun
2009 ini.
Hendra menjelaskan, sisa stopper yang ada sekarang usianya cukup gaek
untuk diandalkan PSM. Karena faktor usia itulah yang kemudian membuat
lini belakang PSM kropos karena sering terlambat lari menutup lawan
yang masuk ke pertahanan PSM.
"Kami masih bingung siapa nanti pemain yang akan menggantikan Rahmat
dan Djayusman jika mereka benar-benar pergi. Saya berharap segera
muncul figur pemain muda baru meskipun belum bertalenta tapi minimal
berkualitas," ujar Hendra.